Timika, Papua – 23 November 2025
Papua - Eksekutifmedia.com. Situasi keamanan di Distrik Hitadipa
dan sejumlah wilayah di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, dilaporkan
mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini
berkaitan dengan rangkaian operasi keamanan yang dilaksanakan oleh Tentara
Nasional Indonesia (TNI) melalui Komando Operasi (Koops) Habema terhadap
kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selama ini kerap
mengganggu stabilitas keamanan dan aktivitas warga.
Salah satu peristiwa penting yang
menjadi titik awal intensifikasi operasi adalah penembakan terhadap Anselmus
Arfin, seorang pekerja pembangunan jalan Trans Intan Jaya ruas Mamba–Hitadipa,
pada 8 Oktober 2025 di Kampung Ndugusiga. Penembakan tersebut diduga dilakukan
oleh kelompok bersenjata OPM yang dipimpin oleh Undius Kogoya.
Menindaklanjuti kejadian tersebut,
pada 15 Oktober 2025 Satgas Koops Habema melakukan operasi masuk ke Kampung
Soanggama yang selama ini diketahui sebagai salah satu basis utama kelompok
tersebut. Dalam operasi itu terjadi kontak tembak yang menewaskan 14 anggota
kelompok OPM. Sementara itu, Undius Kogoya dilaporkan melarikan diri dari
lokasi.
Dalam tahap operasi berikutnya,
Koops Habema menerapkan strategi blokade, yakni dengan menutup jalur-jalur
pelarian serta menempatkan pasukan di sejumlah kampung strategis, di antaranya
Zanepa, Engganengga, Maya, Bilai, dan Agapa. Strategi ini bertujuan membatasi
pergerakan kelompok bersenjata serta memutus akses logistik dan dukungan
jaringan mereka. Kondisi tersebut menyebabkan Undius Kogoya terisolasi dan
kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam keadaan sakit. Tidak lama berselang,
seorang rekannya, Yulius Wonda, juga dilaporkan meninggal dunia.
Operasi ini melengkapi rangkaian
penindakan terhadap tokoh-tokoh OPM lainnya, termasuk Lamek Taplo dan Jack
Milian Kemong, yang sebelumnya juga masuk dalam daftar target operasi. Dengan
berkurangnya figur-figur pimpinan tersebut, struktur komando kelompok
bersenjata di wilayah Intan Jaya dilaporkan melemah secara signifikan.
Dampak
terhadap Aktivitas Masyarakat dan Pembangunan
Seiring dengan meredanya aktivitas
kelompok bersenjata, perlahan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat mulai
pulih. Di beberapa titik, pasokan listrik dari PLN kini dapat beroperasi hingga
sekitar 12 jam per hari. Selain itu, pembangunan jalan strategis Mamba–Hitadipa
telah mencapai tahap pengaspalan sepanjang kurang lebih enam kilometer, yang
sebelumnya kerap terhambat oleh gangguan keamanan.
Peningkatan situasi keamanan
tersebut juga tercermin dari dukungan masyarakat terhadap kehadiran aparat
keamanan. Warga Kampung Soanggama dan Distrik Hitadipa secara resmi menyerahkan
lahan kepada TNI untuk pembangunan pos keamanan. Penyerahan lahan ini dinilai
sebagai bentuk kepercayaan masyarakat sekaligus langkah penting dalam penguatan
keamanan wilayah.
Momentum tersebut ditandai dengan
prosesi penyerahan tanah oleh Kepala Kampung Soanggama, Marinus Lawiya, dan
Kepala Distrik Hitadipa, Soleman Bilambani, sebagai perwakilan masyarakat.
Prosesi adat yang menyertai penyerahan lahan menjadi simbol penerimaan sosial
terhadap keberadaan TNI di wilayah tersebut.
Pernyataan
Pangkoops Habema
Panglima Koops Habema, Mayjen TNI
Lucky Avianto, S.I.P., M.Si., menyampaikan apresiasi atas dukungan
masyarakat serta menegaskan bahwa seluruh operasi yang dilakukan mengedepankan
profesionalisme dan upaya perlindungan terhadap warga sipil.
“Kami akan terus mempersempit ruang
gerak kelompok bersenjata dan memastikan wilayah Papua tetap aman dan damai.
Keselamatan rakyat menjadi prioritas utama dalam setiap pelaksanaan tugas”.
Lebih lanjut, Pangkoops menegaskan
bahwa pelaksanaan tugas TNI di Papua sejalan dengan Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan
kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Menurutnya, peran TNI tidak hanya
terbatas pada aspek keamanan, tetapi juga mencakup komunikasi sosial, dukungan
terhadap pelayanan publik, serta kontribusi dalam percepatan pembangunan
wilayah.
0 Komentar